21.4.08

Tamat sekolah

Bulan juni tahun 2001 aku berhasil menyelesaikan sekolahku di sebuah sekolah kejuruan.
Seperti layaknya remaja lain, akupun ingin segera bekerja...

Tapi aku tak mau menyia-nyiakan waktuku.. disaat aku mencoba melamar kerja ke beberapa
perusahaan, aku juga bekerja serabutan agar bisa tetap hidup.

Terkadang aku ikut bangunan proyek, ikut instalatir listrik dan juga ikut tukang las pagar.
Lumayan, disamping bisa buat beli amplop lamaran kerja,aku juga bisa sedikit menabung
 buat jaga-jaga keperluan mendadak.
Bulan Agustus 2001 aku diterima di sebuah distributor AMDK (air minum dalam kemasan).

Aku dipercaya atasan menagih sejumlah langganan di daerah jawa timur....
Aku juga dipercaya atasan merawat mobil, aku dibuatkan SIM,dimasukkan kursus nyetir dsb.

Alhamdulillah..... kerja keras dan Ibadahku selama ini tak sia-sia.
ALLAH MAHA BESAR dengan segala RahmatNYA......................

Pekerjaan ini kutekuni hanya selama 1 tahun.
Pertengahan 2002 aku mengundurkan diri baik2 dengan alasan mau cari pengalaman kerja.
Sang BOS mau mengerti meski merasa berat melepasku..

Aku kembali gerilya melamar kerja... namun dalam benakku pengin banget meneruskan
ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi.
Ya,.. aku daftar ke sebuah unersivitas swasta di kota ini.
Jelas aku pilih kelas malam karena aku juga bekerja

(meski belum dapat kerja lagi saat itu)

Aku tak kenal putus asa dalam hidupku, dan semangatku membawa nasibku
kesebuah kontraktor Teknik Engineering CV.JEJAK MANDIRI..
Dengan pengalamanku dulu waktu masih sekolah, aku langsung jadi tukang las..
dan dengan keuletan serta kerja kerasku, dalam 2 bulan aku dipercaya jadi kepala proyek.

4 tahun aku disini.. aku pergi lagi mencari pengalaman lain..
Aku kembali diterima di sebuah Bank swasta meski hanya karyawan lepas.
Tapi aku keluar lagi pertengahan tahun 2007.
Dengan sedikit modal keahlian dan tabungan, kuputuskan membuat
CV sendiri yang bergerak di bidang jasa dan supplier alat2 Teknik sampai sekarang.

Ya jujur, meski berjalan tersendat sendat..tapi aku bangga tidak ikut orang lagi.
Kucari sendiri tender ke beberapa pabrik di seluruh kota surabaya dan sekitarnya.

Aku juga sering dapat order dari BANK tempatku bekerja dulu.
Freeland, jadi SURVEYOR dan dapat tugas survey nasabah yang mau mengajukan
kredit Bank.....

Juga sampai sekarang!

20.4.08

Kejamnya SURABAYA

Ya... Judul diatas adalah ungkapan hatiku yang menjerit saat aku
harus tidur di emperan toko JL. AHMAD YANI.
Didepan sebuah pertokoan kusandarkan kepala pada dinding Rolling Door teras toko.

Suub'hallah.... hujan tak berhenti seolah tertawa riang di atas jeritan hatiku.
kulihat jam tangan hadiah dari sebuah koran uda menunjukkan pukul 23.15... semakin malam semakin sepi jalanan.. padahal aku harus ke terminal BUNGURASIH sebelum dini hari.

Aku emang harus pulang ke pacitan,minta uang pada nenek buat bayar EBTANAS...
Aku uda maksimal, bahkan 3hari aku tidak masuk sekolah karena ikut kerja bangunan agar bisa bayar dan mengikuti ebtanas..tp aku tak bisa, gajiku 10rb per hari sedangkan biaya yg kucari 350 ribu.
Akhirnya kupaksakan juga menerjang hujan.. tak apalah,
setelah sampai terminal aku akan ganti baju di toilet agar bisa masuk dalam BUS.

1 JAM LEBIH 15 MENIT kutempuh dengan jalan kaki akhirnya sampai juga di terminal..
kucari bus yang akan membawaku ke pacitan.

Sampai pacitan jam 9 pagi, aku disambut nenek dengan isak tangis... nenek sedih melihatku kurus kering,hitam legam dan kata orang jawa KUMUS-KUMUS.

"Nek... aku pulang mau pinjam uang buat bayar Ebtanas.. apa nenek masih ada simpanan?
"Ada" jawab nenek, tapi kamu bolos kan? kamu ikut ulangan susulan lagi kan
?
maafin aku nek, semua karena keadaan.. inipun besok pagi aku harus kembali kesurabaya karena susulan hari terakhir
...
nenek malah menangis... Yaa ALLAH.... jadikan anak ini manusia yang berguna bagi 
siapa saja Ya ALLAH.....

19.4.08

Perjalanan

Pagi itu kutelusuri jalanan kota surabaya
dengan sepeda pancal bututku...
dan berteriak lantang, KORAN, KORAAAN, KORAN.....
Yaa.. di awal perjalanan hidupku dikota surabaya kulalui dengan berjualan koran.
Motivasiku saat itu hanya ingin sekolah dan terus sekolah...

Terkadang aku ingin seperti mereka..
Bermain,bergembira,dan bersenang-senang.

Tapi apa daya,Allah uda menentukan jalan yang harus kulalui.
Tiap selesai jualan aku lngsung ganti seragam putih merah kebanggaanku..dan ini kujalani hampir 7 tahun.
Aku beli baju sendiri, makan dari hasil keringatku sendiri, sepatu, seragam dan uang saku juga hasil kerja kerasku.

Yang membuatku bingung,saat pengambilan rapot yang harus diwakilkan pada orang tua wali murid.....ya terpaksa, kakak2 sesama penjual koran yg kusuruh ambil.

Alhamdulillah, meski aku kadang tak sempat belajar, tapi nilaiku tak pernah buruk dan selalu dapat minimal peringkat 2 di kelas.


18.4.08

Pelajaran Hidup

Disebuah desa terpencil di kaki bukit......
didaerah pesisir pantai selatan inilah aku dibesarkan..
Disebuah gubuk tua yang hampir ambruk.

Ya.. aku terlahir dari keluarga kecil di surabaya...
Nenekku mengambil bayi mungil dika dari org tua yg melahirkannya.
Memang,wktu itu kehidupan ekonomi ayah dan ibu sangat terpuruk.

Usia 6bulan aku dibawa ke pacitan...
Disinilah perjuangan hidupku dimulai..
Aku sakit2an,bbrpa kali mau mati..dan pernah tak sadarkan diri selama 4hari.
Mungkin karena makanan dan konsumsi gizi yang diberikan nenek hanya seadanya.
Maklum, nenek hanya janda tua yang tak mampu membeli susu,
jgnkan susu.. buat makan sehari-hari aja sering tak ada...

Dari kecil nenek mengajari aku tentang perjuangan hidup.
Usia 6 tahun aku pernah diajak nenek menjual segendong ubi jalar ke sebuah pasar dikota ponorogo.
Jalan yg ditempuhpun jg tak pendek.... 2hari 1malam... aku dan nenek jalan kaki.
Terkadang ada truk lewat, kamipun ikut menumpang.
Meski tak lama turun lg karena beda arah..
aku pernah mengeluh pada beliau.." nek.. aku lapar...
Dgn bijaksana nenek menjawab..
Sabar ya dik,5 menit lg nyampe pasar,dan setelah terjual... kita bisa makan." kata2 itu membuat laparku hilang untuk sesaat..
Meski hampir 7 kali aku bertanya demikian dgn jwban yg sama......
Nenek berjuang mati2an hanya untuk membuatku tetep hidup.
Selama bertahun - tahun org tuaku tak pernah berusaha mencari tau tentang anaknya yg malang ini..
Apa dika sehat, apa dika sekarang gemuk, dan apa dika sekarang udah sekolah?........
Mereka berdua tak pernah tau..yang jelas.. dika kecil uda mengenal kejamnya hidup dan kerasnya mencari sedikit uang buat makan.